"Powering Our
Future With Weather, Climate, and Water"
Sebuah Tema untuk Hari
Meteorologi Dunia Ke-62 – 23 Maret 2012
OLEH : DIMAS SALOMO
PENDAHULUAN
Dr. Ir. Sri Woro B.
Harijono, M. Sc, Kepala BMKG, dalam
sambutannya menuturkan Memberdayakan Peranan Cuaca, Iklim, dan Air untuk Masa
Depan yang lebih baik ,seluruh komunitas dunia diingatkan untuk lebih sadar
terhadap kondisi perubahan cuaca, iklim, dan kelautan, hubungan timbal antara
manusia dan lingkungan akan mendorong upaya adaptasi dan mitigasi terhadap
perubahan iklim.
Indonesia sebagai
anggota WMO mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan informasi iklim pada
tingkat nasional, regional, dan global untuk mendukung kesejahteraan pada
seluruh sektor iklim, terutama di Indonesia dan pada umumnya di komunitas
internasional.
World
Meteorological Organization (WMO) menetapkan tanggal 23 Maret sebagai World
Meteorological Day (Hari Meteorologi Dunia - HMD). Peranan, tugas dan fungsi bidang
meteorologi secara sadar atau tidak sadar sudah sering kita rasakan. Lembaga
yang berperan dan bertugas di bidang tersebut di negara kita yaitu Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Setidaknya tema di atas merupakan
tema yang diusung BMKG sebagai seminar ilmiah di kantor-kantor BMKG di
Indonesia dalam memperingati HMD ke-62 tahun ini.
Dahulu
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) di bawah Departemen Perhubungan diubah
namanya menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) sesuai Keputusan
Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002. BMG diubah namanya menjadi Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sesuai Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008. Penambahan kata “Klimatologi” pada
nama lembaga memperkuat peranan BMKG sebagai lembaga yang juga bertugas dalam
bidang perubahan iklim dan kualitas udara yang semakin diperhatikan oleh
Republik Indonesia atas dukungan global. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
BMKG
(dahulu BMG) memang salah satu lembaga yang paling sering muncul di media
massa. Informasi cuaca dan iklim setiap hari kita temui pada media massa. Belum
lagi ketika terjadi angin kencang, gelombang tinggi di laut, banjir, gempa dan
tsunami maka BMKG menjadi narasumber utama.
Lembaga yang
kontroversial, bisa juga dibilang demikian. Sebut saja peristiwa gempa dan
tsunami yang melanda daerah Aceh dan sebagian Sumatera Utara, banyak pihak yang
menyalahkan BMKG atas lambatnya informasi yang diberikan kepada masyarakat
sehingga menyebabkan sangat banyak korban jiwa berjatuhan. Demikian juga pada
gempa dan tsunami Mentawai 2005 lalu.
Saat ini, BMKG
sudah mulai berbenah. Gempa memang tidak bisa diprediksi, demikian BMKG
berkata. Namun saat ini, informasi gempa sudah bisa diperoleh setelah lima
menit terjadi. Dengan adanya Indonesia Tsunami Early Warning System ( InaTEWS),
peringatan dini tsunami sudah matang ada pada BMKG. Jika terjadi gempa, BMKG
akan segera mengumumkan apakah gempa tersebut menyebabkan tsunami hanya dalam
lima menit.
Di
bidang meteorologi, BMKG dengan stasiun-stasiun yang ada pada setiap bandara
dan pelabuhan memberikan informasi meteorologi kepada setiap penerbangan atau
pelayaran demi keselamatan transportasi tersebut. Sesuai amanat WMO secara
global bahwa setiap negara wajib memberikan informasi meteorologi pada
penerbangan membuat setiap bandara harus memiliki observer dan forecaster cuaca
BMKG.
MASA DEPAN INDONESIA DI BIDANG MKG
(BERSAMBUNG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar