Metode-Metode Dalam Penentuan Pusat Gempa (Episenter)
Oleh : Dimas Salomo
Sumber : Buku Seismologi karangan Dr. Gunawan Ibrahim dan Drs. Subardjo, Dipl. Seis. (BMKG-2009)
Kerusakan Bangunan Akibat Gempa |
Gempa bumi merupakan suatu
fenomena alam sebagai manifestasi perilaku bumi yang dinamis yang mengubah
kenampakan permukaan bumi seperti sekarang ini. Gempa bumi adalah peristiwa
pelepasan energi secara tiba-tiba oleh kulit bumi yang patah untuk kembali ke
keadaan semula akibat adanya gaya tegangan dan regangan yang sedemikian besar
sehingga melampaui kekuatan kulit bumi. Hal tersebut disebabkan oleh pergerakan
lempeng, aktivitas vulkanik, runtuhan dalam kulit bumi, ledakan nuklir, atau
yang lainnya. Energi yang terlepas tersebut disebarkan ke segala arah dalam
bentuk gelombang seismik.
Salah
satu motivasi dalam studi gempa bumi adalah kerusakan oleh gempa-gempa besar
yang banyak menimbulkan korban jiwa dan melumpuhkan perekonomian. Resiko gempa
(risk) terhadap kehidupan manusia dapat dikurangi dengan usaha-usaha
mempelajari tentang gempa. Ilmu yang mempelajari tentang gempa yaitu
Seismologi. Pengertian Seismologi itu sendiri sebenarnya adalah studi tentang
pembangkit, propagasi, dan perekaman gelombang elastik dalam bumi atau dalam
benda angkasa lainnya. Pembangkit yang paling besar dan bersifat merusak adalah
gempa bumi. Jadi Seismologi sering diartikan sederhana sebagai ilmu yang
mempelajari gempa bumi.
Akibat
utama gempa bumi adalah hancurnya bangunan-bangunan karena goncangan tanah.
Jatuhnya korban jiwa biasanya terjadi karena tertimpa reruntuhan bangunan,
terkena longsor, dan kebakaran. Jika sumber gempa bumi berada di dasar lautan
maka bisa membangkitkan gelombang tsunami yang menghantam daratan. Karena itu,
ketika terjadi gempa bumi, perlu ditentukan parameter-parameter dari gempa
tersebut yaitu : waktu (origin time), pusat gempa (episenter dan hiposenter),
kedalaman gempa, kekuatan gempa (magnitude), dan intensitasnya. Tulisan ini
secara mendalam akan membahas mengenai bagaimana menentukan pusat gempa.
Ilustrasi
penjalaran gelombang dari fokus gempa bumi
|
Gempa memancarkan energi seismik
berupa gelombang tubuh dan gelombang permukaan. Gelombang tubuh (body wave)
terdiri dari gelombang primer (primary/P wave) dan gelombang sekunder
(secondary/S wave). Gelombang permukaan (surface wave) terdiri dari gelombang
Rayleigh (R wave) dan gelombang Love (L wave). Penentuan pusat gempa dimulai
oleh pembacaan seismogram (catatan gelombang seismik) yang mengandung beberapa
informasi penting yaitu waktu kedatangan gelombang P, S, L dan R dan rata-rata
kecepatannya. Informasi ini yang dapat digunakan untuk menentukan jarak dari
stasiun ke pusat gempa. Titik pusat tempat bermulanya gempa bumi di dalam bumi
disebut Hiposenter sedangkan proyeksi tegak lurus hiposenter di permukaan bumi
disebut Episenter.
Titik pusat gempa
sebenarnya merupakan titik imajiner, namun titik ini sangat diperlukan ahli
kegempaan untuk menghitung besarnya energi yang dilepaskan. Pada waktu terjadi
gempa-gempa yang cukup besar, biasanya selalu ada ketidaksinkronan penentuan
lokasi gempa dan magnitude oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) dan United State Geological Survey (USGS). Hal ini disebabkan oleh
perbedaan metode yang digunakan dalam penentuan pusat gempa tersebut.
Untuk menentukan lokasi
sumber gempabumi diperlukan data waktu tiba gelombang seismik dengan sekurang –
kurangnya 4 data waktu tiba gelombang P. Sedangkan penentuan magnitude gempa
memerlukan pengukuran amplitude, dan periode atau lamanya gelombang tersebut
tercatat di suatu stasiun . Selain itu juga diperlukan data posisi stasiun yang
digunakan dan model kecepatan gelombang seismik. Episenter gempa dapat
ditentukan secara manual dengan
metode lingkaran ataupun metode hiperbola, sedangkan program komputer untuk
menentukan parameter gempa digunakan metode Geiger. Metode-metode tersebut
dijabarkan sebagai berikut :
1. Metoda
Lingkaran Dengan Tiga Stasiun
Dianggap ada tiga stasiun
pencatat , masing–masing S1, S2, dan S3. Dengan menggunakan dua data stasiun pencatat , S2 dan S3 sebagai pusatnya, dibuat lingkaran-lingkaran
dengan jari-jari :
r2 = v ( t2 – t1 )
r3 = v ( t3 – t1 )
dengan :
r = jari-jari lingkaran.
v = kecepatan gelombang
t = waktu tiba gelombang
Episenter yang dicari
adalah pusat sebuah lingkaran yang melalui S1 dan menyinggung kedua lingkaran
yang berpusat di S2 dan S3
tersebut.
Pada
penggunaan praktis, metode ini dilakukan dengan cara berulang-ulang mencoba
membuat lingkaran ketiga sehingga didapatkan titik E yang terbaik. Dengan
demikian metode ini kurang dapat diandalkan, karena kualitas penentuannya
tergantung pada ketelitian penggambaran ketiga lingkaran tersebut.
2. Metode
Hiperbola
Bila
dianggap kecepatan gelombang seismik v konstan dengan tiga stasiun S1, S2 dan S3 diukur waktu tiba gelombang seismik pada
ketiga stasiun itu adalah jam t1, t2, dan t3 dimana t3 > t2 > t1, maka dengan menggunakan pasangan
stasiun S1 dan S2, episenternya harus terletak pada
sebuah kurva dengan harga t2 – t1 konstan. Kurva semacam ini berupa hiperbola
dengan S1 dan S2 sebagai titik fokusnya. Karena telah diketahui
t2 > t1 maka kurva hiperbolanya cekung kearah titik
titik S1.
Dengan cara yang sama dilakukan lagi untuk pasangan stasiun S2, S3 dan S3, S1. Ketiga hiperbola ini berpotongan
pada suatu titik dan titik potong ini adalah episenternya.
3. Metode
Titik Berat
Dalam metode ini selain
didapat koordinat episenter, kedalaman fokusnya juga dapat ditentukan. Dengan
menggunakan tiga stasiun pencatat S1, S2, dan S3
dapat dibuat masing-masing lingkaran dengan pusat stasiun dan jari jari
r1, r2 dan r3. Jari-jari lingkaran adalah jarak
hiposenter d = (s-p) k, dimana k adalah
konstanta Omori yang besarnya tergantung pada kondisi geologi setempat dan
besarnya sekitar 7,8.
Sedangkan
(s-p) adalah beda waktu tiba gelombang S dan P. Koordinat episenter E merupakan
perpotongan garis berat ketiga lingkaran tersebut. Garis berat lingkaran 1 dan
2 adalah garis yang menghubungkan perpotongan lingkaran 1 dan lingkaran 2
(garis AB). Garis berat lingkaran 1 dan 3 adalah garis yang menghubungkan
perpotongan lingkaran 1 dan lingkaran 3 (garis CD). Sedang Garis berat
lingkaran 2 dan 3 adalah garis yang menghubungkan perpotongan lingkaran 2 dan
lingkaran 3 (garis EF).
Kedalaman hiposenter (h) dapat
diperoleh dengan rumus Pythagoras,
h1 = (r12 –(S1 Ep)2)1/2
h2 = (r22 –(S2 Ep)2)1/2 ,
dan h3 = (r32 –(S3 Ep)2)1/2 dimana
h merupakan rata-rata dari h1, h2 , dan h3 .
Dengan metode ini dapat pula
ditentukan waktu kejadian gempa (origin time). Untuk menentukan origin time
dengan pendekatan (s-p) digunakan grafik Wadati seperti terlihat pada gambar
berikut.
4. Metode
Gerak Partikel
Metode Gerak Partikel
(particle motion) dipakai untuk menentukan hiposenter (episenter dan
kedalamannya) dengan menggunakan satu stasiun yang memiliki 3 komponen. Dalam
penentuan ini arah awal impuls ketiga komponen (kompresi atau dilatasi) harus
jelas. Variabel yang dipakai adalah setengah amplitude awal impuls gelombang P
ketiga komponen dan beda waktu gelombang S dan P atau (s-p). Prosedur
penentuannya adalah sebagai berikut:
Tentukan dahulu arah impuls awal
ketiga komponen (kompresi atau dilatasi).
Perhatikan rekaman komponen vertikal:
jika komponen vertikal kompresi, maka pada komponen horizontalnya tandanya
harus dibalik (C = minus, D = plus), sebaliknya jika komponen vertikal dilatasi
maka komponen horizontalnya tandanya tetap ( C = plus, D = negatif).
Dari bacaan ½ amplitude komponen
horizontal dibuat vektor resultannya, misalnya AH.
Dari
bacaan ½ amplitude komponen vertikal (AV) dan AH dibuat vektor resultannya, misalnya AR.
5. Metode
Geiger
Metode Geiger menggunakan
data waktu tiba gelombang P dan atau gelombang S. Anggapan yang digunakan
adalah bahwa bumi terdiri dari lapisan datar yang homogen isotropik, sehingga
waktu tiba gelombang gempa yang karena pemantulan dan pembiasan untuk setiap lapisan
dapat dihitung. Cara yang digunakan dengan memberikan harga awal hiposenter,
kemudian menghitung waktu rambat gelombang untuk setiap stasiun yang digunakan.
Dari perhitungan ini didapatkan residu, yaitu perbedaan antara waktu rambat
gelombang yang diamati dengan waktu rambat gelombang yang dihitung untuk setiap
stasiun.
Perkembangan perhitungan
numerik dan teknik komputasi dewasa ini mengisyaratkan bahwa metode ini adalah
yang paling cocok digunakan. Berdasarkan metode ini ditulis program-program lokalisasi
sumber gempa seperti yang dikembangkan oleh Flinn (1960), Nordquist (1962),
dengan menjaga stabilitas komputasinya Engdahl , dkk (1966) ; Lee dan Lahr
(1972) ; Bulland (1976) .
Meskipun demikian, metode
Geiger ini masih mempunyai kesalahan perhitungan, terutama apabila data yang
digunakan berasal dari stasiun dengan jarak yang relatif jauh. Variasi
kecepatan gelombang seismik pada jarak tersebut ternyata tidak dapat dihitung
dengan tepat. Variasi kecepatan gelombang sebesar lebih kurang 0,2 km/dt.
ternyata memberikan kesalahan penentuan posisi hiposenter sampai beberapa puluh
kilometer (Shedlock, 1985). Oleh karena itu, metode ini hanya dapat digunakan
dengan tepat untuk menentukan posisi hiposenter dan waktu asal dari suatu gempa
yang bersifat lokal (Lee,1981).
Dalam penentuan episenter atau
lokalisasi gempabumi, pembacaan waktu tiba sangat berperan, karena kesalahan
interpretasi pembacaan fase gelombang akan menghasilkan residu yang besar.
Untuk itu perlu semacam petunjuk tentang pembacaan fase-fase gelombang seismik.
Grafik travel time dapat dipakai untuk pedoman pembacaan fase-fase gelombang
tersebut, dan gambar dibawah ini menunjukkan grafik penjalaran gelombang P, S,
Pc, PcP, dan PP terhadap jarak.
Mohon maaf, materi kurang dilengkapi gambar karena keterbatasan blog, selengkapnya materi ini dapat didownload, klik disini
Mohon maaf, materi kurang dilengkapi gambar karena keterbatasan blog, selengkapnya materi ini dapat didownload, klik disini
Perkenalkan.. Saya Farida mahasiswa pendidikan matematika semester akhir. Saya sedang membuat soal aplikasi matematika materi lingkaran pada fenomena penentuan pusat gempa.. Bisakah anda membantu saya membuatnya? Atau menjelaskan bentuk soal seperti apa.. Terimakasih aku_riedha@yahoo.co.id
BalasHapusmakasih bang filenya , , , sangat bermanfaat,,,!! :D :D
BalasHapus