Dari kantor tempat segala sesuatunya akan dimulai, saya ingin menyapa kembali dunia maya. Saya sangat bersyukur kepada Sang Pencipta, tahun ini saya diangkat menjadi CPNS di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Padahal umur saya belum genap kepala dua. Di usia yang sangat muda ini, saya masih ingin belajar dan belajar, mencari pengalaman sebanyak-banyaknya karena kata pepatah "pengalaman adalah guru yang terbaik".
Sekarang saya menjalani praktek kerja di kantor baru saya yang menjadi lokasi penempatan tugas saya dari BMKG yaitu Balai Besar Meteorologi dan Geofisika BMKG Wilayah I Medan. Alamatnya di Jalan Ngumban Surbakti (Ring Road) No. 15 Medan.
Ada perasaan rindu dengan teman-teman kelas di kampus. Kami ditempattugaskan secara tersebar di seluruh Indonesia. Di semua pulau ada. Pastinya banyak cerita teman-teman yang lebih menarik dari saya. Dari cerita-cerita dan foto-foto terbaru di tempat mereka yang baru, saya mengambil kesimpulan bahwa kami menikmati masa-masa awal penempatan tugas ini. Saya tetap banyak berdiskusi dengan teman-teman saya satu angkatan di akademi (Geofisika angkatan 47 Akademi Meteorologi dan Geofisika BMKG). Melalui media Whatsapp, BBM dan Facebook, kami bercerita banyak. Berdiskusi tentang kantor baru, lingkungan baru dan pastinya tentang pengalaman bekerja melakukan pengamatan (observasi) gempabumi dan tugas tambahan lainnya, misalnya melakukan pengamatan meteorologi.
Menutup tahun ini, saya masih ingin menulis yang banyak. Kalau perlu setiap hari menulis. Di tahun 2014, saya akan tetap menulis. Menulis dan menulis.
Mulai 1 Januari 2014, saya akan menulis di blog saya yang baru : http://dimassalomo.wordpress.com/.
Juga di beberapa akun media sosial saya, Facebook: https://www.facebook.com/dimassalomo, Kompasiana: http://www.kompasiana.com/dimas.salomo
Selasa, 31 Desember, hari terakhir di tahun 2013.
Ruang EITWC (Earthquake Information and Tsunami Warning Center) Regional I Medan
Salam hangat
Geonline
berbagi ilmu geofisika
Selasa, 31 Desember 2013
Selasa, 04 September 2012
OBSERVATORIUM MAGNET BUMI INDONESIA UNTUK PEMANTAUAN DAN ANTISIPASI TSUNAMI MATAHARI 2013
Oleh : Dimas Salomo
PENDAHULUAN
Kupang Magnetic Observatory |
Tsunami matahari merupakan istilah yang mengarah pada perkiraan akan
terjadinya badai matahari pada pertengahan 2013 mendatang. Menurut hasil
pengamatan sejak tahun 2000, jumlah bintik matahari cenderung menurun hingga mencapai
tingkat terendah pada tahun 2009. Saat ini, matahari sedang berada pada awal
siklus ke-24. Menurut perhitungan, puncak siklus ini terjadi pada sekitar
pertengahan tahun 2013. Bintik matahari diperkirakan akan mencapai jumlah
tertinggi. Pada saat itu akan terjadi flare yang sangat besar yang mempengaruhi
medan magnet bumi.
Kejadian ini akan menyebabkan gangguan pada sistem komunikasi HF,
navigasi, operasional satelit, dan jaringan listrik. Saat ini, perlu dilakukan
kajian mengenai dampak badai geomagnet tersebut agar meminimalkan dampak yang
ditimbulkannya di Indonesia. Observatorium magnet bumi milik Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) maupun stasiun magnet milik Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN) harus dioptimalkan fungsinya agar bisa memberikan
peringatan dini bilamana badai geomagnet diperkirakan akan terjadi.
Pemanasan Global : Dampak Kenaikan Permukaan Laut Pada Lingkungan Pantai Indonesia
Oleh : Dr. Asep Karsidi, MSc, Kepala Badan Informasi Geospasial
Dampak pemanasan global sudah sangat
serius dan kian nyata berpengaruh dalam hidup keseharian kita.
Meningkatnya suhu bumi menyebabkan lapisan es di Antartika dan Greenland
semakin menipis dan menyebabkan kenaikan permukaan laut. Indonesia
sebagai negara kepulauan dengan ribuan pulaunya perlu meningkatkan
kewaspadaan nya, terutama dalam menghadapi dampak kenaikan permukaan
laut yang mengancam wilayah pantai dan pesisir Indonesia beserta
infrastrukturnya, bahkan bukan tidak mungkin Indonesia menghadapi
ancaman tenggelamnya pulau-pulau kecil terluar.
Dalam upaya mengantisipasi dampak
kenaikan permukaan laut di lingkungan pantai negara kita, Bakosurtanal
menyelenggarakan workshop sehari yang dibuka oleh Menristek. Workshop
ini menghadirkan pembicara utama Kepala Bakosurtanal, Kepala BMKG,
Kepala Balitbang Kementerian PU, Menko Kesra yang diwakili oleh Deputi
Bidang Koordinasi Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial, Deputi Bidang
Pemetaan Dasar dan Deputi Bidang Sumber Daya Alam Bakosurtanal dan para
pakar untuk menyampaikan pemaparan program dan pemikiran sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi lembaganya serta kepakaran dari masing-masing
pembicara.
GEMPA : Mengungkap "Pelajaran Baru" di Sumatera
OLEH AHMAD ARIF dan BRIGITTA ISWORO LAKSMI
Sumatera selalu memberi kejutan. Setelah rentetan gempa besar yang diawali pada 26 Desember 2004 di Aceh, mata semua peneliti terpaku pada pergerakan di zona penunjaman. Gempa Rabu (11/4) lalu telah membuka pemahaman baru tentang perilaku sistem gempa di Sumatera yang rumit.
Ketika para ahli berkali- kali mengingatkan ancaman gempa di segmen subduksi (megathrust) Siberut, ternyata gempa muncul di lokasi yang tak terduga. Gempa itu muncul di lempeng (samudra) Indo-Australia, di luar zona subduksi.
”Di Sumatera gempa di luar subduksi amat jarang terjadi. Terakhir terjadi di lokasi itu tahun 2001,” kata Danny Hilman, ahli gempa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Sumatera selalu memberi kejutan. Setelah rentetan gempa besar yang diawali pada 26 Desember 2004 di Aceh, mata semua peneliti terpaku pada pergerakan di zona penunjaman. Gempa Rabu (11/4) lalu telah membuka pemahaman baru tentang perilaku sistem gempa di Sumatera yang rumit.
Ketika para ahli berkali- kali mengingatkan ancaman gempa di segmen subduksi (megathrust) Siberut, ternyata gempa muncul di lokasi yang tak terduga. Gempa itu muncul di lempeng (samudra) Indo-Australia, di luar zona subduksi.
”Di Sumatera gempa di luar subduksi amat jarang terjadi. Terakhir terjadi di lokasi itu tahun 2001,” kata Danny Hilman, ahli gempa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Selasa, 14 Agustus 2012
Kajian Terhadap Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia
Oleh :
Eko Yulianto Peneliti di Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Hasil kajian cepat terhadap kinerja sistem peringatan dini tsunami pada gempa Aceh, 11 April 2012, menunjukkan sistem ini ternyata amat lemah.
Kajian dilakukan oleh tim gabungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); Badan Nasional Penanggulangan Bencana; serta Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana Universitas Syiah Kuala.
Kegagalan sistem dalam mengeluarkan peringatan dini bukan hanya karena listrik mati, melainkan juga karena sistem pendukung yang tak bekerja. Ini masih ditambah dengan pemahaman masyarakat yang lemah terhadap sistem peringatan dini sehingga memicu respons tak semestinya.
Eko Yulianto Peneliti di Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Hasil kajian cepat terhadap kinerja sistem peringatan dini tsunami pada gempa Aceh, 11 April 2012, menunjukkan sistem ini ternyata amat lemah.
Kajian dilakukan oleh tim gabungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); Badan Nasional Penanggulangan Bencana; serta Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana Universitas Syiah Kuala.
Kegagalan sistem dalam mengeluarkan peringatan dini bukan hanya karena listrik mati, melainkan juga karena sistem pendukung yang tak bekerja. Ini masih ditambah dengan pemahaman masyarakat yang lemah terhadap sistem peringatan dini sehingga memicu respons tak semestinya.
Kamis, 02 Agustus 2012
Mekanisme Gempa Besar Simeuleu
Grafik menunjukkan sesar (berwarna abu-abu) yang tegak lurus dan arah rupture (panah berwarna)pada gempa Simeuleu April lalu. Bintang berwarna kuning menunjukkan tempat dimana rupture bermula. |
Gempa yang berpusat di dalam lempeng tersebut langka sebab memiliki magnitud besar tetapi mengakibatkan tsunami kecil.
Kamis, 05 Juli 2012
Alat Deteksi Gempa Sederhana dari UNY
JAKARTA - Saat ini, telah banyak alat deteksi
gempa mulai dari yang sederhana hingga sangat canggih. Namun, tiga
mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berupaya menciptakan
pendeteksi gempa sederhana yang mampu dibuat secara mandiri oleh
masyarakat.
Tim Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC) UNY ini beranggotakan Asep Abdul Syukur (Pendidikan Fisika), serta Rahmat Hidayat dan Muh Nana Aviciena (Pendidikan Teknik Elektronika). Tiga sekawan ini berhasil membuat Early Earthquake Warning System sebagai alat peringatan gempa dini sederhana berbasis mikrokontroler atmega8 dengan output suara (sirine).
Tim Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC) UNY ini beranggotakan Asep Abdul Syukur (Pendidikan Fisika), serta Rahmat Hidayat dan Muh Nana Aviciena (Pendidikan Teknik Elektronika). Tiga sekawan ini berhasil membuat Early Earthquake Warning System sebagai alat peringatan gempa dini sederhana berbasis mikrokontroler atmega8 dengan output suara (sirine).
Langganan:
Postingan (Atom)