Selasa, 27 Maret 2012

"Powering Our Future With Weather, Climate, and Water"


"Powering Our Future With Weather, Climate, and Water"
Sebuah Tema untuk Hari Meteorologi Dunia Ke-62 – 23 Maret 2012
OLEH : DIMAS SALOMO

PENDAHULUAN
            Dr. Ir. Sri Woro B. Harijono, M. Sc, Kepala BMKG,  dalam sambutannya menuturkan Memberdayakan Peranan Cuaca, Iklim, dan Air untuk Masa Depan yang lebih baik ,seluruh komunitas dunia diingatkan untuk lebih sadar terhadap kondisi perubahan cuaca, iklim, dan kelautan, hubungan timbal antara manusia dan lingkungan akan mendorong upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
                Indonesia sebagai anggota WMO mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan informasi iklim pada tingkat nasional, regional, dan global untuk mendukung kesejahteraan pada seluruh sektor iklim, terutama di Indonesia dan pada umumnya di komunitas internasional.
                World Meteorological Organization (WMO) menetapkan tanggal 23 Maret sebagai World Meteorological Day (Hari Meteorologi Dunia - HMD). Peranan, tugas dan fungsi bidang meteorologi secara sadar atau tidak sadar sudah sering kita rasakan. Lembaga yang berperan dan bertugas di bidang tersebut di negara kita yaitu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Setidaknya tema di atas merupakan tema yang diusung BMKG sebagai seminar ilmiah di kantor-kantor BMKG di Indonesia dalam memperingati HMD ke-62 tahun ini.
                Dahulu Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) di bawah Departemen Perhubungan diubah namanya menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002. BMG diubah namanya menjadi  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sesuai Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008. Penambahan kata “Klimatologi” pada nama lembaga memperkuat peranan BMKG sebagai lembaga yang juga bertugas dalam bidang perubahan iklim dan kualitas udara yang semakin diperhatikan oleh Republik Indonesia atas dukungan global. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
                BMKG (dahulu BMG) memang salah satu lembaga yang paling sering muncul di media massa. Informasi cuaca dan iklim setiap hari kita temui pada media massa. Belum lagi ketika terjadi angin kencang, gelombang tinggi di laut, banjir, gempa dan tsunami maka BMKG menjadi narasumber utama.
Lembaga yang kontroversial, bisa juga dibilang demikian. Sebut saja peristiwa gempa dan tsunami yang melanda daerah Aceh dan sebagian Sumatera Utara, banyak pihak yang menyalahkan BMKG atas lambatnya informasi yang diberikan kepada masyarakat sehingga menyebabkan sangat banyak korban jiwa berjatuhan. Demikian juga pada gempa dan tsunami Mentawai 2005 lalu.
Saat ini, BMKG sudah mulai berbenah. Gempa memang tidak bisa diprediksi, demikian BMKG berkata. Namun saat ini, informasi gempa sudah bisa diperoleh setelah lima menit terjadi. Dengan adanya Indonesia Tsunami Early Warning System ( InaTEWS), peringatan dini tsunami sudah matang ada pada BMKG. Jika terjadi gempa, BMKG akan segera mengumumkan apakah gempa tersebut menyebabkan tsunami hanya dalam lima menit.
               
                Di bidang meteorologi, BMKG dengan stasiun-stasiun yang ada pada setiap bandara dan pelabuhan memberikan informasi meteorologi kepada setiap penerbangan atau pelayaran demi keselamatan transportasi tersebut. Sesuai amanat WMO secara global bahwa setiap negara wajib memberikan informasi meteorologi pada penerbangan membuat setiap bandara harus memiliki observer dan forecaster cuaca BMKG.  

 MASA DEPAN INDONESIA DI BIDANG MKG
 (BERSAMBUNG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar